Iklan

terkini

AKTUALISASI BELA NEGARA DIKALANGAN MAHASISWA

Lpbhnu Situbondo
, 9/18/2024 WIB Last Updated 2024-09-18T05:58:53Z

 

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, diwujudkan dengan upaya bela negara dengan sikap maupun perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain kewajiban dasar manusia, upaya bela negara juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Operasional tata kerja pun berbeda pada setiap tataran, upaya bela negara memiliki wujud yang berbeda-beda sesuai dengan profesi dan kedudukan warga negara. Hal ini berlaku kepada mahasiswa yang menjadi domain pendidikan memiliki implementasi yang berbeda pula jika dibandingkan dengan TNI yang menjadi domain pertahanan negara. Sehingga bentuk pembinaannya pun juga berbeda.

    Sikap dan perilaku, serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara merupakan tekad Upaya Bela Negara, berdasarkan Pancasila & UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman. Spektrum bela negara sangat luas, dimulai dari hal yang paling lunak sampai dengan hal yang paling keras, mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.

    Aktualisasi bela negara sebagai perwujudan kesadaran bela negara yang hakikatnya kesediaan berbakti dan berkorban membela negara. Aktualiasi Bela Negara adalah segala usaha dan tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan dan/atau pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Hal ini juga dapat membentuk etos kebangsaan yang pada dasarnya merupakan kemampuan awal dalam bela negara, dari Membangun kesadaran bela negara, berarti membangun watak bangsa, yakni  membangun perilaku warga negara yang memiliki jati diri sebagai bangsa. Terbangunnya jati diri bangsa melahirkan ikatan maya yang dapat tertembus, tetapi tidak akan terputus, sebab ia berupa cara dan pola pikir manusia Indonesia yang memiliki kebanggaan dan kebangsaan Indonesia yang dilandasi cinta tanah air dan siap bela negara. Kecintaan kepada tanah air merupakan unsur pertama sebagai pembuka bela negara, yang bertujuan pada kesadaran berbangsa dan bernegara.  Dalam ranah kejiwaan yang dilakukan adalah mendorong rasa kebangsaan dan cinta tanah air, yang kemudian dilampiaskan pada perilaku rela berkorban.  Dengan landasan sikap perilaku cinta tanah air dan rela berkorban ini lahirlah jiwa juang yang tinggi untuk berbuat dan terbaik untuk bangsa negara.

    Profesionalisme warga negara dalam bidang tugasnya merupakan gambaran dari etos keangsaan dalam bela negara. Tumbuhnya kemampuan awal bela negara ini dirangkum dalam sistem pertahanan negara sebagai kekuatan dan kemampuan nirmiliter yang berisi unsur-unsur penggerak kesadaran bela negara yang mencakup : Cinta tanah air, yakni mengenal dan mencintai wilayah nasional sehingga selalu waspada serta siap membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman baik militer maupun non militer,   Sadar berbangsa dan bernegara Indonesia yakni selalu membina kerukunan persatuan dan kesatuan dan selalu mengutamakan kepentingan bangsa diatasakepentingan pribadi atau golongan serta memahami lambang dan lagu kebangsaan serta  mentaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku,   Yakin terhadap kebenaran Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, yakni keyakinan akan landasan kehidupan bangsa Pancasila yang dapat membawa kepada kehidupan sesuai dicita-citakan,   Rela berkorban bagi bangsa dan negara  yakni setiap langkah dan tindakan tidak hanya mementingkan  diri sendiri tetapi lebih dari itu bahwa kemaslahatan umumlah yang utama dan mampu melihat kepentingan jauh ke depan untuk kepentingan negara dan bangsa,  Memiliki kemampuan awal bela negara, yang karena keempat kualitas yang dimiliki di atas mampu menampilkan sifat-sifat terampil, disiplin, ulet, tanggap, tanggon, trengginas serta percaya pada kemampuan diri.

 

Mahasiswa sebagai generasi muda

    Secara psikologis mahasiswa tidak lain adalah generasi muda yang belum dewasa, masih dalam proses pencarian jati diri, yang siap meledak dan keluar dari perut bumi idealismenya. Oleh karena itu pada masa-masa awal kemerdekaan watak generasi demikian disebut sebagai revolusioner yang mungkin sekarang disebut sebagai mahasiswa atau pemuda militan. Watak revolusioner itu, sebagai bagian dari kekuatan bangsa yang berpotensi sebagai investasi masa depan yang akan membawa, memelihara dan mengembangkan bangsa pada kejayaannya, yang masih dalam proses pematangan. Dengan demikian mahasiswa sebagai generasi muda berkaitan dengan sebuah masa pembelajaran yang bergejolak menuju dewasa yang disebut menuju kesatuan sosial produktif, sehingga perlu ditanamkan serta dihidangkan asupan gizi yang baik guna produktifitas tinggi dalam perkembangannya.

    Gambaran Mahasiswa itu terjadi mulai dari rentang usia antara 19 sampai dengan 30 tahun, yakni setelah lulus SMA sampai dengan kesiapannya memasuki dunia kerja atau dunia sosial produktif, setelah selesai menempuh studi di perguruan tinggi. Pada rentang usia itu manusia mengalami pencerahan sosial politik dan sosial ekonomi, mulai menggepak-kan sayap baru mengenal dunia. Dari pemahaman barunya ini mahasiswa sesungguhnya baru mulai belajar tentang kehidupan, mulai tingkat pemahaman sosialnya baru mulai berkembang utuh, namun masih belum melihat segala sesuatu sebagai realitas penuh. Oleh sebab itu terjadi sebuah proses pembelajaran dan penuh dengan keingintahuan tentang kehidupan.

    Karya besar perjuangan Indonesia merdeka lahir dari Sukarno, Hatta, Sjahrir, Sutomo, Cipto Mangunkusumo, dan masih banyak lagi pada awalnya adalah para mahasiswa yang terinspirasi oleh lingkungan kehidupan. Masa mahasiwa atau pemuda merupakan Masa-masa awal mereka mendapatkan bimbingan. Namun dalam perkembangan yang terjadi, kiprah dan gerakan mereka keluar dari konsep pembelajaran dan justru mulai serius, revolusioner, karena berani menentang Pemerintah. Belanda merendahkan gerakan itu dan mencap mereka sebagai pemuda yang belum siap dan matang sertamenyebutnya sebagai kaum teroris, ekstrimi. Umur tidak terikat atau lepas dari konsep generasi muda, karena gerakan mereka adalah gerakan politik, gerakan untuk mengusir penjajah dalam konteks gerakan untuk menuju kemerdekaan ini.  Revolusi Pemuda begitu julukannya, dalam konsepsi ini adalah konsepsi politik yang sering gerakannya dilakukan oleh pemuda. Gairah inilah yang disebut sebagai konsepsi politik sehingga semangat muda yang melanda mengalir deras dalam jiwa pemuda semua generasi. Rasa ingin merdeka ini lahir dari anak-anak, muda, tua semua yang merasa terjajah tersengat dan terdorong menggelorakan kebebasan. Sehingga gambaran peristiwa-peristiwa heroik merebut kemerdekaan Indonesia adalah gambaran semangat muda yang tidak hanya melanda orang berusia muda tetapi menyeluruh pada segala lapisan usia.  Dengan uraian tersebut disimpulkan pada dasarnya mahasiswa secara substansi terdapat suatu kesamaan. Baik generasi muda maupun pemuda merangkum idea kegairahan, keingintahuan, semangat yang m nembara, yang siap menantang kehidupan. Generasi muda sebagai konsep sosial yang berbeda dengan pemuda yang merupakan konsep politik. 

 

Aktualisasi Bela Negara Mahasiswa

    Watak khas yang dimiliki mahasiswa sebagai generasi muda merupakan tahapan pembelajaran menuju perannya dalam kehidupan berwarga negara. Pada dasarnya mahasiswa dalam hal itu harus dapat menjadi manusia berpendidikan yang mampu menjalani perannya sebagai tingkat dasar yang sedang melakukan transformasi untuk dapat menjadi pemimpin di tingkat menengah, dan seterusnya hingga tingkat tinggi. Pada masa ini mahasiswa sedang berada dalam suasana peralihan, dari aktualisasi potensi ke dunia luar menjadi memusatkan aktualisasi pada potensi bersama yang terus mencari jati diri menemukan jati diri atau karakter. Dari peran sebagai figuran menjadi peran sebagai aktor pemeran utama yang berusaha mengenali bakat, talenta, dan kelemahannya dalam menggunakan bakat, talenta, dan kelemahannya dalam hal membantu orang lain serta kemanfaatannya untuk diri sendiri, dan seterusnya.

    Gejolak peralihan ini mahasiswa atau pemuda dipenuhi oleh rasa ingin tahu, namun tanda tanya besar arah mana yang dituju. Mahasiswa dan generasi muda pada umumnya banyak  terjebak dalam perilaku dan landasan nilai yang salah, sehingga masa pembelajarannya menjadi sia-sia. Dalam hal demikian mahasiswa ataupun pemuda harus mampu membaca kemana arah tujuan hidupnya serta Kepekaan terhadap lingkungan dan kondisi sosial menjaditantangan perma dalam kemajuannya. Seperti contoh  Ketika Sukarno, Syahrir, Hatta menjadi mahasiswa, mereka mengembangkan kepekaan sosial politiknya sehingga mampu membaca tanda-tanda jaman, kemudian bersikap dan berbuat pada eranya, serta mematangkan diri sebagai generasi muda dan kemudian memimpin bangsanya.

    Terbentuknya Jati diri bangsa yaitu dengan proses sosial budaya dalam pengalaman sejarah yang terkandung didalamnya. Dalam sejarah jiwa bangsa Indonesia bersatu dmenumbuhkan semangat patriotisme lahir dari rasa senasib dan sepenanggungan.  Lahirlah semangat gotong royong, toleransi dan solidaritas yang dilihat dasi sosiologis. Sedangkan dilihat dari kajian politik dikenal dengan patriotisme dengan ciri-ciri kharakter menonjol yang terdiri dari cinta tanah air,  rela berkorban, dan rasa kebangsaan.Dengan pemahaman kharakter tersebut, sudah seharusnya ia menjadi contoh dari segenap bangsa.

Strategi Aktualisasi Bela Negara Mahasiswa

    Dari uraian di atas, arah aktualisasi bela negara mahasiswa, sesuai dengan tingkatan psiko-sosialnya adalah pembentukan kharakter dan jati diri untuk dapat menjadi landasan utamanya. Perilaku maupun sikap gotong royong, toleran, solidaritas, dan dalam ranah politik sebagai cinta tanah air, rela berkorban dan rasa kebangsaan yang berasal dari pengembangan nilai atau jati diri dalam ranah sosial. Strategi yang disusun berada pada arah membangun pemahaman sosial dan pemahaman politik. Pemahaman sosial dikembangkan dengan membentuk mahasiswa sebagai pribadi yang utuh, pribadi yang berani sekaligus bertanggung jawab, pribadi yang berani sekaligus penuh pertimbangan pada saat bersamaan. Upaya yang dilakukan pada umumnya sudah melekat pada sistem pembelajaran atau perkuliahan.

    Kontrak perkuliahan yang terdapat dalam sistem universitas ini dijadikan ukuran untuk melihat sampai seberapa jauh dialog terjadi, sehingga diperoleh kesepakatan, dan sampai seberapa jauh kontrak itu ditepati. Di dalam kontrak terdapat hadiah dan hukuman jika terjadi over prestasi maupun mal prestasi. Ketepatan dalam memenuhi kontrak perkuliahan merupakan pembelajaran tanggung jawab mahasiswa terhadap hal yang disepakati. Dalam konteks ini dapat diarahkan yakni untuk mengembangkan karakter dan jati diri yang membentuk mahasiswasebagai pribadi yang utuh, berani dan bertanggung jawab.

    Sementara pada pemahaman aspek politik mengantar mahasiswa dalam penerangan peran politiknya harus dikembangkan dengan mendorong mahasiswa untuk, Memahami sejarah, dan landasan filosofis dari sistem sosial-negara bangsa Indonesia,  Memahami dan meyakini  bahwa Pancasila dan UUD 1945 merupakan pilihan terbaik bagi kelangsungan, keutuhan, kejayaan bangsa Indonesia. Memahami dan meyakini bahwa keutuhan,  keamanan, dan kelestarian NKRI adalah tanggung jawab bersama seluruh rakyat Indonesia. Memahami dan meyakini bahwa NKRI sebagai negara kepulauan memerlukan strategi geopolitik yang ampuh dan  untuk itu memerlukan  dukungan sistem pertahanan yang tangguh. Memahami bahwa keampuhan sistem pertahanaan negara akan ditentukan oleh dukungan seluruh warga negara Indonesia.

 

    Inti utama untuk dapat mendorong hal itu adalah menggugah mahasiswa untuk kembali untuk menengok ke belakang menggali cita-cita bersama tumbuh dan berkembang. Kita sering melupakan hal ini dan Bapak Bangsa pernah mengingatkan melalui jargon “Jas Merah”, jangan sekali-kali melupakan sejarah.  Memahami jati diri bangsa, berarti memahami semangat dan filosofi bangsa, yang pintu utamanya adalah sejarah bangsa. Pintu terdekat sejarah bangsa Indonesia menyangkut semangat dan filosofinya adalah Risalah Sidang BPUPKI. Kalau kemudian Kita melupakan Risalah Sidang tersebut, yang terjadi adalah meraba-raba dalam gelap. Dalam rabaan itu ternyata yang ditemui adalah liberalisme, individualisme, kapitalisme, atau bahkan komunisme.

 

Penutup

    Sikap maupun perilaku warga negara yang dijiwai atau dicerminkan oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara merupakan pengertian dari upaya bela negara. Nilai yang dikembangkan dalam konteks bela negara ini adalah: cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban dan kemampuan awal bela negara. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.  Oleh sebab itu bentuk dari upaya bela negara sangat berbeda wujud sesuai dengan berbagai aspeknya dan profesi serta kedudukan warga negara. Mahasiswa adalah kelas sosial yang memiliki ciri-ciri yang khas pula yang memiliki kualitas dan kapabilitas yang berbeda, yang memerlukan strategi yang berbeda pula.

    Perkembangan sosial dan politik yang diwarnai oleh rasa ingin tahu dengan segala keterbatasannya, maka strategi yang dikembangan harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Arah yang hendak dikembangkan adalah mengembangkan kharakter dan jati diri yang membentuk mahasiswa sebagai pribadi yang utuh, yakni pribadi yang berani tetapi bertanggung jawab. Sementara dari perkembangan sosial politiknya pembentukan kharakter dan jati diri untuk dapat menjadi landasan utamanya. Perilaku maupun sikap gotong royong, toleran, solidaritas, dan dalam ranah politik sebagai cinta tanah air, rela berkorban dan rasa kebangsaan yang berasal dari pengembangan nilai atau jati diri, sedangkan ranah politiknya didorong melalui mengingat sejarah perjuangan bangsa dalam rangka serta menggali dan memperkokoh semangat kebangsaan dalam mendalami dan menghayati sejarah bangsa.

 

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • AKTUALISASI BELA NEGARA DIKALANGAN MAHASISWA

1 ABAD NU

+